Rabu, 21 Maret 2012

Demo Kenaikan BBM Berdarah Di Medan
 
Demontrasi mahasiswa Tolak Kenaikan BBM di gedung DPRD Sumatera Utara akhirnya berdarah. Para  mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) yang mulanya  saling dorong-dorongan  dengan petugas kepolisian yang melakukan penjagaan di depan pintu gerbang DPRD Sumut.

Kemudian berlanjut   saling lempar batu antara mahasiswa dengan petugas kepolisian Polresta Medan.Aparat  kepolisian dari Polresta Medan langsung melakukan pembubaran terhadap mahasiswa dengan menyemprotkan air dari mobil water canon yang memang sudah disediakan untuk antisipasi kericuhan.

Mahasiswa pun bubar setelah mendapatkan siraman air, namun masih terus melakjukan aksi pelemparan kepada polisi.Polisi pun juga gerus mengejar mahasiswa hingga ke arah Jalan Raden Saleh. Beberapa  mahasiswa dipukuli polisi dan ditangkap dari lokasi   kejadian di DPRD Sumut, Plaza Paladium dan dari Hotel Aryaduta dalam pantauan media ini ada beberapa mahasiswa mengalami lembam-lembam dan sekitar dua belas orang ditangkap ke polresta Medan.  

Kamis, 15 Maret 2012

Pembakaran PT Agro Manunggal Rokan Masih Misteri

 AKP Antoni Lumban Gaol SH

Kasat Serse Rokan Hulu AKP Antoni Lumban Gaol SH mengatakan penyelidikan dan pengumpulan bukti terkait terbakarnya aset perusahaan PT Agro Manunggal Rokan (AMR) di Kecamatan Kepenuhan Hilir awal pekan ini masih terus di dalami .Sedangkan tiga orang yang dijebloskan ke tahanan merupakan tersangka pelaku pemukulan terhadap sekuriti PT AMR.bukanlah oknum yang membakar asset perusahaan

Pihak Polres Rokan Hulu telah  menahan tiga warga terkait kasus anarkis yang berujung terbakarnya mess dan kantor PT Agro Manunggal Rokan (AMR) di Kecamatan Kepenuhan Hilir awal pekan ini. Tapi polisi belum berhasil mengungkap pelaku pembakaran.

DPRD SU Minta : Ukur Ualng Seluruh Areal Perkebunan PTPN-2


Anggota Komisi A, DPRD Sumatera Utara Drs H Raudin Purba menyarankan agar seluruh areal lahan perkebunan PTPN-2 diukur.

"Seluruh areal lahan perkebunan PTPN-2 perlu diukur.Tujuannya agar ada kejelasan luas areal perkebunan PTPN-2 itu dan tidak ada pihak yang dirugikan," tegas Raudin dalam pers relisnya, baru-baru ini.

Dikatakannya, kejelasan luas areal perkebunan PTPN-2 itu berkaitan dengan PBB yang wajib dibayar."Kalau PBBnya lebih kecil dari luas areal perkebunan yang dikuasai sama artinya merugikan negara," tandasnya.
Raudin menjelaskan berdasarkan SK.Ka.BPN No:42/HGU/BPN/2002 tanggal 29-11-2002, SK.Ka.BPN No:43/HGU/BPN/2002 tanggal 29-11-2002, SK.Ka BPN No:44/HGU/BPN/2002 tanggal 29-11-2002 dan SK.Ka.BPN No:10/HGU/BPN/2004 tanggal 6-2-2004, terdapat 50 lokasi perkebunan yang dikuasai PTPN-2.Dari 50 lokasi perkebunan itu sudah terekam 57.259,38 Ha.Sementara yang diperpanjang seluas 51.386,32 Ha dan yang tidak diperpanjang 5873,06 Ha. Saat ini yang menjadi pertanyaan, berapa sesungguhnya luas areal PTPN-2, semenjak PTPN-2 merger dengan PTP IX,"ungkap Raudin.

Kemudian Raudin menyatakan dari 50 lokasi perkebunan itu, yang tertera pada peta identifikasi. "Saya tidak melihat adanya perkebunan Kuala Sawit 12 afdeling, Batang Serangan 6 afdeling, Air Tenang 5 afdeling, Sawit Seberang 12 afdeling, Sawit Hulu 13 afdeling, Tanjung Beringin 3 afdeling, Bekiun 3 afdeling, Bahorok 3 afdeling,Padang 

Bralrang 3 afdeling dan Marike 3 afdeling. Jika setiap afdeling masing-masing 300 Ha dikalikan 62 afdeling maka lahan itu mencapai 19.100 Ha. Hitungan itu di Kabupaten Langkat belum lagi yang ada di Kota Binjai, Deli Serdang dan lain-lain.Oleh karena itu saya meminta agar seluruh areal yang dikuasai PTPN-2 diukur semuanya agar jelas dan tidak ada yang dirugikan,"paparnya. Di hal lain, Raudin menyarankan lagi agar tanah yang dirampas dari masyarakat, wajib dikembalikan kepada masyarakat atau keluarganya.Kalau memang punya PTPN-2, belum mempunyai HGU agar diperpanjang.
 
"Semua masyarakat tidak akan keberatan kalau areal lahan perkebunan PTPN-2 luas. Tapi jangan luas areal perkebunan itu dikarenakan merampas tanah masyarakat. Masyarakat sudah sabar menunggu keadilan.Tolong dengar aspirasi masyarakat yang saya wakili.Kita cinta kedamaian dan rindu kasih sayang. Jangan ada penjajahan di dalam kemerdekaan," himbaunya