Kamis, 27 Oktober 2016

Pemkab Taput Sudah Duabulan Tak bayar gaji Guru Honorer

foto-hl-5

Para guru honorer tenaga pengajar di tingkat SMA se-Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) mengeluh, akibat gaji mereka terhitung dari bulan Agustus dan September tahun 2015 lalu, belum juga dibayarkan hingga kini. Meskipun pun begitu, Kepala Dinas Pendidikan belum juga memberikan penjelasan terkait keterlambatan pembayaran gaji tersebut.

Kepada koran ini, seorang guru honorer mengatakan jika mereka belum mengetahui mengapa gaji yang terhitung dua bulan di tahun 2015 lalu tak dibayarkan oleh dinas terkait. ” Kami heran melihat dunia pendidikan di Taput ini? Sepertinya pejabat berwenang tak menghargai akan jasa kami ini. Jangankan insestif, bahkan gaji pun selalu telat,” keluh IT, Rabu (26/10).

Menurut guru IT, sistim pembayaran honor gaji mereka kerap dilakukan tidak berdasarkan hitungan jam mengajar. Dan, hanya menerima Rp800 ribu perbulannya. Kendati pun dengan menerima gaji minim itu, kata IT, mereka masih dapat bersukur, dalam arti tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.” Namun, karena tak dibayarkan selama dua bulan, kami pun kewalahan dalam menyambung hidup,” ujar IT.

Terkait penunggakan gaji honorer tersebut, Kepala Dinas Pendapatan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) James Simanjuntak mengaku jika pihaknya telah mencairkan gaji guru honorer pada bulan Agustus dan September tahun 2015 tersebut ke dinas pendidikan. Jadi, kata James, masalah penunggakan tersebut tidak lagi berada pada instansinya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Jamel Panjaitan belum dapat dimintai keterangannya. Begitupun kala dihubungi lewat telepon, nomor Kepala Dinas yang jarang ngantor ini juga tak berfungsi.
(dh)

Pelebaran Jalan Purba Dolok Meresahkan Warga

 Berabu : Tampak pengendara memakai masker akibat jalan yang berabu atas kegiatan peningkatan jalan di Desa Purba Dolok.
Akibat proyek peningkatan jalan yang dikerjakan oleh PT Morganda di Jalan Desa Purba Dolok Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbahas warga sekitar resah. Hal ini di sebabkan akibat dump truk pengangkut tanah yang lalu lalang setiap hari disekitar tempat tinggal warga. bila panas tiba tanah yang berasal dari truk-truk dan dari badan jalan tersebut berubah menjadi abu yang berterbangan mengganggu pernafasan warga.

Ditambah lagi , bila hujan tiba, tanah merah yang sudah melekat di badan jalan berubah menjadi lumpur. “Karena proyek mereka kami harus selalu meyiram jalan, kalau tidak banyak abu yang berterbangan. Karena abu yang selalu beterbangan banyak warga yang mengalami sesak nafas. Ibu-ibu juga harus selalu membersihkan rumahnya karena banyaknya abu yang berterbangan. Sebaliknya, kalau musim hujan jalan kami ini menjadi seperti kubangan kerbau banyak lumpurnya,” tukas Dedi (35) warga sekitar, Senin (24/10) siang.

 Hal yang sama juga ungkapkan Mega (30) ,warga desa setempat, dirinya mengaku sangat mengharapkan tindak lanjut keluhan warga ini. “Akibat proyek besar PT. Morganda ini ini, kami khususnya warga di sini sering menerima debu jalanan , sehingga membuat warga dan yang melintas jalan mengalami gangguan kesehatan .”Warga jadi tidak aman melewati jalan ini, baik siang maupun sore akibat debu jalanan beterbangan,bahkan perabotan rumah pun ikut berdebu.”ujarnya.

Selain mengganggu kenyamanan warga sekitar itu, menurut Dedi lagi, pengerukan parit dan pengerukan pelebaran malah dilakukan keseluruhan secara bersamaan. Harusnya, pengerjaan itu dilakukan secara bertahap atau yang sudah digali ditutup kembali secepatnya. “ Warga disini sangat mendukung program pembangunan. Namun, janganlah proyek pelebaran jalan serta proyek lainnya di areal ini menguntungkan sepihak,” ,kesalnya.

Pengawas Praswil Jarang Meninjau
Anehnya lagi, pelaksanaan proyek peningkatan jalan itu mulai dari simpang 3 Purba-Siborboron dengan nomor kontrak 14/SP/BM.VI/DAKDPW/X/2016dengan pagunya Rp 3.785.461.726,00, pengawas dari pihak intansi terkait Dinas Prasarana Wilayah (Praswil) jarang melakukan peninjauan ke lokasi pekerjaan.
Hal itu diakui sejumlah tukang yang dijumpai dilokasi pekerjaan.” Tidak kami kenal siapa pengawas dari dinas,” ujar seorang tukang seraya dirinya mengaku pengawas malah yang dikenal dari pihak rekanan.” Yang tahu aku hanya pengawas dari rekanan nya,” tambahnya.

Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Praswil Lautdin Sitinjak yang hendak dikonfirmasi diruang kerjanya, tidak ditempat. Demikian juga, pengawasnya dari dinas itu, juga tidak ditempat