Selasa, 19 Juli 2016

Loncing AWDI Kota Medan Dengan Keserderhanaan Meriah


Image result for lambang awdi
Medan (JJ)
Asosiasi Wartawan Demokrasi (AWDI) DPC Kota Medan mengadakan sukuran sekaligus Loncingsekaligus halal-bilhalal pada hari sabtu (16/7) sehubungan sudah keluarnya surat kesbang linmas kota medan sekali gus halal bilhalal.
Menurut Nursaid ketua DPC  AWDI Kota Medan “ acara ini dilaksanalan ucap sukur pada alllah swt telah keluarnya surat kesbang linmas kota medan serta menyambut halal-bilhalal.”
“ AWDI Kota Medan akan kostisten dalam membenahi SDM  wartawan yang bernaung AWDI Kota Medan sekaligus melindungi mereka ketika terbentur dalam kasus hukum ketika  mereka melakukan tugas- tugas jurnalis dalam pemberitaan .Karena selama ini banyak kali oknum-oknum pemerintah yang mengkriminalisasi ketika metika mereka melakukan tugas-tugas jurnalistik “
Hadir dalam acara tersebut pensehat hukum Awdi seperti  pak Pahmi,pak Boy,Ketua Awdi Sumut pak Agus Agil,Ketua LSM Lipan ,turut hadir pula semua anggota Awdi . (par)

Tuntut Keadilan, Guru Deli Serdang Demo di Depan Istana


 Guru Demo Sendiri dari Medan Menangis Saat Diajak Makan Siang
Medan(JJ)
Seorang guru bernama Nelly Dona Hutabarat menggelar aksi diam di depan Istana Negara, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (13/7/2016) siang. Nelly melakukan demonstrasi seorang diri.
Demonstrasi dilakukan guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 10-61-59 yang terletak di Jalan Irian Barat, Pasar Sampali, Deli Serdang, sebagai upaya menuntut keadilan atas kasus pembongkaran rumah dinas tanpa pemberitahuan.
Pembongkaran rumah dinas dilakukan oleh Kepala Sekolah SMPN 6, Deli Serdang, Elvian Lubis. Kemudian menutup sekolah, rumah dinas Nelly yang menempel di SDN 10-61-59 juga terkena bongkar.
"Saya datang langsung nanya 'kok berani kalian, siapa yang suruh kalian bongkar,' lalu pembongkaran langsung dilanjutkan," katanya kepada wartawan di depan Istana Merdeka.
Pertanyaan perempuan yang sudah mengabdi sebagai guru selama 36 tahun itu juga tidak digubris kepala sekolah tersebut. Tiba-tiba kepala desa datang dan menyuruh untuk melanjutkan pembongkaran tersebut.
Nelly mengatakan, selama pembongkaran banyak barang-barang miliknya yang rusak, bahkan sejumlah dokumen penting juga hilang karena lemari tempat penyimpanan surat-surat berharga turut hancur.
"Barang-barang saya dicampakkan begitu saja, SK dan perhiasan saya enggak ada," tuturnya.
Sebelumnya, pembongkaran rumah dinasnya dilakukan pada 24 November 2011 secara membabi buta. "Saya dibuat macam binatang dan tidak ada harganya di hadapan mereka. Karena dari pembongkaran itu surat pengangkatan PNS juga hilang tidak tahu ke mana," ujarnya.
Nelly mengatakan, pembongkaran atas SK Kepala Dinas Dikpora tersebut disertai dengan penganiayaan dan perusakan barang. Nelly pun langsung melaporkan kekerasan itu ke Polsek Percut Sei Tuan, namun hingga saat ini belum ada kepastian dari hasil laporannya sejak 2011.
Ia curiga ada permainan uang di Pemerintah Kabupaten Deli Serdang di balik pembongkaran tersebut.
"Kayaknya mereka ada main duit," ujarnya.
Pantauan Okezone, dalam aksinya Nelly membawa foto-foto bukti perusak tempat tinggalnya, surat-surat pelaporan dan juga karton berwarna putih dengan bertulisan harapan.
"Bapak Teten Masduki. Tolong saya Pak, sudah lima tahun saya berjuang untuk keadilan. Saya guru tertindas dari Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Saya datang ke Jakarta ini untuk bisa bertemu langsung dengan Pak Presiden. Harapan terakhir saya mewujudkan keadilan," begitulah tulisan serta harapan Nelly.