Tembung (jaga-jarak)
Masyarakat
Tembung dan sekitarnya selama ini dicekam dan gelisah serta ketakutan jikalau
alat-alat berat datang mengobrak-abrik rumah masyakarat Tembung di sekitar
pinggir rel. Hal ini menjadi momok menakutkan bagi masyakarat tersebut,
Menurut
mereka dulunya tanah tersebut tidak diurusi oleh pihak PT. KAI, maka mereka
beramai-ramai membangun rumah dan turun temurun hingga anak-anak mereka ada
yang sudah berhasil menjadi sarjana, pengacara, TNI, Polri, dll. Selama ini mereka
merasa nyaman dan bahagia, karena tidak adanya gangguan dari pihak manapun.
Lalu
memasuki bulan Juni 2015, datang segerombolan orang yang mengatasnamakan dari pihak
PJKA (PT. KAI) tanpa dilengkapi dengan surat-suratnya, datang secara tidak santun
lalu menyuruh penduduk setempat untuk membongkar rumahnya dengan diberi uang
ganti bongkar rumah hanya Rp. 1.500.000,- per KK.
dan
belakangan ini datang lagi pihak yang menamakan PJKA (PT. KAI) anggota TNI tanpa
ada surat perintah meminta masyarakat setempat harus meninggalkan rumahnya
dengan dibekali uang sebesar Rp. 3.000.000,- untuk pindah. Penduduk merasa keberatan
menerima uang tersebut, kemana mereka harus pergi, sekarang saja untuk sewa
rumah Rp. 5.000.000,- inilah yang menyebabkan terjadinya perang mulut antara
penduduk dengan petugas TNI yang merupakan utusan dari pihak PJKA (PT. KAI) tersebut,
mereka menuntut agar uang ganti ruginya dinaikkan.